Maid, nanny, mbak, iyuk, mbok... We heart you
Selasa, 29 September 2009 | 03.14
Musim lebaran barusan aja berlalu, musim para maid, nanny, mbak, iyuk, mbok pulang kampung dan musim kita para ibu� membabu. Banyak kelakar tercetus "eh udah ya aku membabu duyu" atau "hadooh udah jadi iyuk seharian", gak sekali dua kali saya chatting dengan temen� yang mengakui "I really miss my maid, nany, and so on"..
Gak bisa dipungkiri ya, fungsi asisten rumah tangga begitu besarnya dalam kehidupan kita, dan kalau bisa saya simpulkan nih, keliatannya tren punya maid, nanny and so on (domestic helpers) ini "cuma" marak di Asia, terutama Indonesia, karena banyak juga sodara dan teman� saya yang tinggal di Eropa, Amerika dan Australia tapi nggak punya domestic helpers hehehe.. Mau anaknya 1, 2 atau 3 ya tetep aja semua dikerjain sendiri..
Ya soalnya di Indonesia pakai jasa domestic helpers relatif murah, karena tenaga kerjanya banyak (misalnya nih yang abg� dari kampung)
Cuma, punya domestic helpers menimbulkan masalah baru lagi. Kalau ambil anak abg dari kampung kadang suka cultural shock kalo liat kota besar, nanti pacaran�, belum lagi nanti kalo udah kenal HP, udah deh, jadi masalah.. Kejadian sama beberapa nanny temen saya, anaknya gak di-mong tapi ditinggal pacaran..
Sementara ada juga domestic helpers yang hobinya ngutil, ada juga yang malas, ada yang suka makan, ada yang mata duitan.. Ada yang bisa ditoleransi, ada yang nggak, untuk yang bisa ditoleransi biasanya diimbuhi embel� "Ya bagaimana lagi, kita butuh..."
Saya ada pengalaman nih.. Dirumah mama saya pembantunya SAMA dari saya SMA sampe sekarang, totalnya 9 tahun. Bukan pembantu yang nginap, dia cuma cuci, setrika, ngepel, bersih�, dan masak. Gajinya?, 750 ribu. Dia nyuci dengan mesin cuci 1 tabung, sprei-bedcover dilaundry, dirumah ini isinya papa-mama-adik saya-saya-zua. Saking enaknya jam 1 siang dia udah pulang. Dia punya hutang sama saya *cicilan empuk puk puk* dan mama saya percayanya lebih dari sama anaknya sendiri *lebay.com*
Tapi sebelum ramadhan kemarin dia menemui mama saya dengan nangis, dia mau berhenti!! Mama saya kesamber geledek. Usut punya usut, dia butuh uang 1 juta perbulannya karena dia sendiri urus anaknya (1 STM, 1 SMP) sementara suaminya aduhai malasnya dan gak setor uang jadi dia mau kerja pabrik dan malamnya jadi tukang cuci. Dan anda tau saudara�?.. Ya, mama saya naikin gajinya jadi 1 juta. THRnya dengan jumlah 1 juta pula. Oktober ini pembantu saya bawa 2 juta pulang hahaha... Kenapa mama saya "segila" itu?, ya karena mama saya butuh dan sudah kadung klik dan percaya, maka apapun dilakukan....
Ada juga cerita lain, tetangga saya punya pembantu, ngomel, adaaa aja kekurangannya, tiap awal bulan ngomel "nyesel, separoh hati ngasih duit 500 ke dia, kerjanya bla bla bla.. " Terus pembantunya pulang, dia gak balik. Eeeh tante ini merepet terus susah gak ada pembantu, gak enak, capek, ini itu...
Ada pembantu ngomel, kalo gak ada lebih ngomel...
Sedikit tips yaa...
1. Perlakukan pembantu seperti selayaknya manusia, maksudnya memanusiakan manusia. Beri makan yang baik, beri tempat dan waktu istirahat yang baik.
2. Berbicaralah dengan kalimat yang sopan, dengan nada yang baik.
3. Tetapkan batasan antara majikan-pembantu supaya pembantu kita tetap berasa "sungkan"
4. Sesekali beri "bonus" bukan uang, bisa jajanan, bisa pakaian -aku kenal seseorang yang pembantu dan susternya betah dan tahan lama, abisa dia baik banget dan suka kasih "bonus" buat pembantu dan babysitter-
5. Kalau sesuatu tidak terlalu berat dan bisa kita handle sendiri, tidak perlu semua jejeritan manggil pembantu.
Semoga kedepannya hubungan kita dengan domestic helpers lancar dan diberkahi Tuhan, moga� domestic helpersnya nggak pada bertingkah, moga� domestic helpers betah, kita senang dan tenang...
Links
Banners
Previous Post
Recent Comments
Archives
Traffic
Resep
Resepnya disini, Mbak! ;)